Lebih dari 300 WNI hadir dan ratusan WNA turut
menyaksikan upacara penurunan Sang Saka Merah Putih dalam rangka memperingati
HUT kemerdekaan RI yang ke 70 yang bertempat di bagian depan dan bagian kanan
pavilion Indonesia dalam EXPO MILANO 2015 pada pukul 18.00 waktu Italia. Hadir
sebagai inspektur upacara adalah Bpk. Agus Parengkuan, Duta Besar Indonesia
untuk Italia. Turut hadir bersama beliau adalah Nyonya Agus Parengkuan,
beberapa staf kedutaan besar RI untuk Italia juga beberapa perwakilan dari
Artha Graha Network, Artha Graha Peduli, para sponsor yang bekerja keras untuk menyukseskan
terbentuknya pavilion Indonesia dalam EXPO kali ini.
Sebelum upacara penurunan bendera dimulai
dan dalam ruang yang sempit dan terbatas itu semua WNI yang hadir menyanyikan
beberapa lagu kemerdekaan, seperti Maju Tak Gentar, Indonesia Tanah Air Beta,
Rayuan Pulau Kelapa, yang tentu saja menarik perhatian para pengunjung EXPO. Suasana
menjadi semakin penuh khidmat ketika Sang Saka Merah Putih diturunkan dan
syair-syair lagu Indonesia Raya dimerdukan. Di penghujung upacara ini bapak
duta besar RI untuk Italia menganugerahkan penghargaan kepada tiga orang
Indonesia atas jasa mereka dalam mensosialisasikan budaya Indonesia di Italia
di antaranya ke ibu Ina Wahyuningsih, pemrakarsa Yayasan Rela Hati yang
berbasis di Parma.
Perlu diberitakan bahwa sebelum dan
sesudah acara penurunan bendera ini panitia HUT RI yang ke 70 menyuguhkan/menampilkan
beberapa acara khas tanah air yang melibatkan orang Indonesia maupun
pengungjung asing yang hadir. Beberapa jam sebelum apel penutupan telah
diadadakan beberapa permainan menarik yaitu Lari Karung, Lomba Bakiak, Lari
Kelereng, Makan Kerupuk; ditampilkan juga beberapa tarian di antaranya tarian
Poco-Poco,tari Remo dari Jawa Timur, Cendrawasih dari Bali dan Kembang Tanjung
dari Jawa Barat.
Sedangkan malam harinya, sesudah
mencicipi nasi tumpeng gratis yang merupakan nasi tumpeng tertinggi dalam
sejarah: terdiri dari delapan tingkat dengan tinggi 2.08 meter, berat 1.400 kg
dilengkapi 17 jenis makanan pelengkap dengan 45 tumpeng kecil di sekelilingnya
yang melambangkan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus tahun 1945,
panitia menyuguhkan lagi beberapa acara menarik di antaranya ada Tari Piring, Tari
Bajidor Payung dan Jaipongan. Selain itu ada pertunjukkan istimewa dari dua
anak bangsa dalam bidang seni lukis dan seni musik: Bapak Fauzan Ja’fan
mempertunjukkan keahliannya dalam bidang lukis dengan melukis di atas pasir. Pemusik
muda, Iskandar Widjaja, dengan gesekan biolanya berhasil memukau ratusan
penonton yang hadir.
Di awal acara malam budaya yang
bertemakan “The Marvelous 70” dan bertempat di auditorium EXPO Milano 2015 para
hadirin mendedikasikan beberapa menit dalam keheningan untuk memperingati Didi
Petet yang telah kembali ke pangkuan Tuhan. Beliau punya jasa yang besar untuk
memperjuangkan adanya pavilion Indonesia di EXPO kali ini. Sudah sepantasnya
beliau mendapat penghormatan ini terutama atas semangat juangnya untuk
memperkenalkan Indonesia di mata dunia meskipun harus diakui adanya
ketidakselarasan antara tema umum EXPO dengan hal-hal yang diexpokan dalam
pavilion Indonesia.
Milano, Italia
Pandri