Saya hendak mengabadikan salah satu
moment penting dalam hidup saya yaitu misa perdanaku yang berlangsung di Paroki
St. Mikael Nunang, Nunang, Wae Sano, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur,
Indonesia pada tanggal 11 September 2016. Wajar kalau keluargaku, sahabat,
kenalan, umat paroki Nunang, para konfrater Xaverian, dan semua yang hadir
memusatkan perhatian kepadaku. Saya merasakan sungguh hal itu terjadi. Di lain
pihak saya memusatkan perhatianku pada hal yang terkandung di balik kehadiran
mereka: mereka datang untuk merayakan apa yang Tuhan kerjakan dalam hidupku
melalui campur tangan mereka. Sebenarnya bukan saya yang menjadi obyek
perhatian pada saat itu, melainkan terpusat pada rasa syukur karena Tuhan
mendengar doa-doa kami. Di balik banyaknya umat yang hadir saya menangkap atau memetic
sebuah pesan yang sangat mendalam dan sangat besar yaitu bahwa mereka datang
mendoakan dan mendukung saya. Ini merupakan sebuah panggilan dan tugas yang
perlu kuingat selalu dan perlu kujalani. Berikut ini saya lampirkan komentar
yang kubuat sendiri untuk mengantar umat dalam mengikuti misa perdanaku. Di dalamnya
terkandung pula makna yang kuberikan dari apa yang Tuhan limpahkan kepadaku.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Ibu, bapak, saudara-saudari yang terkasih dalam
Kristus, hari ini kita berkumpul untuk bersyukur kepada Allah atas rahmat-Nya
yang berlimpah kepada kita, terutama atas rahmat imamat yang Tuhan anugerahkan
kepada anak, adik, saudara kita P. Ferdinandus Supandri, SX yang telah
ditahbiskan menjadi pelayan Tuhan dan Gereja-Nya di Paroki Santo Fransiskus
Asisi, Aek Nabara, pada tanggal 30 Agustus 2016 yang lalu oleh Monsignor Anicetus
Bongsu Sinaga, Ofm.Cap, uskup Keuskupan Agung Medan.
Sakramen imamat yang beliau terima
bukanlah hal yang harus dibanggakan karena merupakan anugerah Tuhan yang harus
disebarluaskan atau diwujudnyatakan kepada umat yang dia layani. Untuk itu di
awal panggilannya sebagai pengudus umat, pewarta Sabda Allah dan gembala
Gereja-Nya kita mendukung dan mendoakannya agar, melalui cara hidupnya, kita
dapat merasakan dan menikmati betapa baiknya Tuhan (bdk.Mzm 33/34,9) kepada kita.
Pada kesempatan khusus ini, P. Yanto
akan merayakan Ekaristi: menghadirkan kembali cinta Tuhan, lewat korban Yesus
Kristus, yang besar kepada kita. Untuk itu marilah kita bersama-sama membuka
hati agar Tuhan layak hadir dan membaharui hidup kita. Dengan meriah marilah
kita menyanyikan lagu pembuka.
Betapah baiknya Tuhan.
BalasHapus